Jumat, 03 Mei 2013

[GUMI] FF yang berasal dari mimpi (Yang ngaco) (Part 3 "END!")

Hai minna! Ya ampun deg-degan banget nih, besok hari sabtu yang ada sesuatunya *Plaak!* Semoga lancar amin *Malah curhat!!!* Ok! Kenapa ini ngaco jalan ceritanya? Karena ngaco *Plaak!* cerita ini ngaco karena ending yang diubah << Nih anak cerewet amat ya? Okelah, kita lanjut!!
--------------------------------------------------------------------------
Rin POV

Aku di jaga ketat oleh Meiko dan aku terus menunduk. Takut. Aku sudah membuat Gumi flu karena dia mencariku di tengah badai (Yang cetar membahana *Ini genre-nya serius woy!*) Aku duduk di samping Gumi yang memeluk erat selimut dan meminum coklat panas buatan Kaito-nii. Aku meminta maaf padanya berulang kali dan dia memaafkanku berulang kali (juga). Suasana sepi, namun ...

BRAAAK!!

Seseorang membanting tulang *Salah* maksudnya membanting pintu dan jendela *What? Jendela?* oke, hanya membanting pintu. Dia Luka-nee. Dia panik dan memandangku dengan ... *Entahlah*. Dia mengeluarkan sebuah pamflet. Aku membacanya dan terbelalak. 

"I-ini," kataku shock. Pengumuman hukuman mati Len.
"Maaf, Rin," ujar Luka.
"No no," balasku. "Ini bukan salah Luka-nee, ini salahku, apa yang harus aku lakukan?"
"Menurutmu?" tanya balik Kaito-nii. Meiko segera menendang Kaito.
"Gomen Kaito-nii, aku tidak tau," kataku lemas.
"Bagaimana jika ... hach! Kita datang ke acara itu sa ... hach ja," kata Gumi terpotong-potong karena bersin.
"Itu terlalu menyakitkan Gumi," kata Meiko.
"Maaf," Gumi kembali menyesap coklat panasnya.

Len POV

Aku takut! Takut! Takut! Apa yang harus kulakukan? Apa aku akan mati sekarang? Aku mondar-mandir ke kamar mandi(?) salah, aku mondar-mandir di ujung ruangan. Ruangan ini sedikit bersimbah darah nyamuk *Ngaco* Maksudku darahku. Pundakku terasa begitu sakit. Aku mendengar tumor *Tumor??* aku mendengar rumor, seseorang yang akan dihukum penggal akan di penggal *Yaiyalah!* Maksudnya, orang yang akan menjalani hukuman penggal akan dibuat langsung mati agar tidak merasa senang(?) *Yang betul sakit*. Well, menurutku tetap saja menyakitkan.

Seseorang menjemputku. Dia membawaku ke luar ruang tahanan yang sempit itu. Dan aku berpikir jika kalangan bangsawan itu gak modal *What!!* seharusnya ruang tahanan itu lebih bagus sedikit. Walau pun hanya sedikit.

"Kenapa nak?" panggil pria itu.
"Oh ... ano .... aku takut mati sekarang," jawabku.
"Tidak ada manusia yang tau kapan kau akan mati nak," kata pria itu lagi.
"Saya tau itu, saya hanya merasa takut," ujarku.
"Kau bisa saja selamat," kata pria itu. "Apa lagi jika ada orang yang berharga bagimu, kan?"
"Orang berharga?" tanyaku bingung. " Oh! Rin!"
"Rin?"
"Dia saudaraku, jika aku mati dia akan sendirian."
"Bagus nak."

Aku tersenyum padanya dan melihat seberkas cahaya dan suara ribut. Aku melihat banyak warga sudah berkumpul di tempat ini. Tapi tak kulihat Rin, Luka, Gumi, Kaito maupun Meiko. Padahal aku ingin mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal. Tanganku diikat begitu kuat. Seseorang mendorongku sampai jatuh tersungkur dan menutupi kepalaku dengan sesuatu. Aku ingin melihat proses pemenggalan kepalaku, aku penasaran! Aku tidak tau kapan aku akan di penggal. Sekarang kah?

Penutup kepalaku terlepas dan aku terdorong sedikit jauh dari temanku berasal. Suara anak perempuan yang menangis menggema ditelingaku. Air mata gadis itu jatuh ke wajahku dan dia memelukku erat. Aku balik memeluk Rin.

Rin POV

Aku memeluk Len dan mungkin tidak akan pernah melepaskannya. Mukanya terlihat kaget dan tangannya mulai meraba-raba kepalaku agar dia bisa sadar sepenuhnya bahwa itu aku. Semua orang terdengar membicarakanku, seseorang bahkan menangis, padahal ini bukan cerita sedih *Plaak!* (Me : Oi oi! Rin, jangan ngomong gitu kek! Terharu dong ...). Suara tawa seorang anak perempuan terdengar jelas ditelingaku. Putri Miku berdiri tepat di belakangku. Namun ... HAP!

Seseorang di pelukanku menghilang *hantu :v*  Len berdiri memunggungiku dan segera menonjok pitri Miku. Dia mengembangkan senyum kerennya. Putri Miku terbelalak.

"Tangkap dia!" perintah putri Miku. Namun tak ada satu pun yang bergerak. "Apa yang kalian lakuka--"
"Hentikan!" potong seorang pria dengan suara berat. "Miku, jangan seenaknya!"
"Oniichan!" teriak Miku.
"Oh! Len, kau sudah besar," kata pria itu.
"Gakupo-nii. Tentu saja," jawab Len.
Semua orang meng-"Heuk!" ria seraya menutup mulut mereka. Tak percaya.
"Semua rakyat!" teriak pria yang di panggil Gakupo itu. "Dia, adik saya, Len begitu pun anak perempuan itu."
"Apa???" kataku heran.
"Maaf, 5 tahun aku tidak kembali kesini dan semuanya kacau," kata Gakupo seraya memijat-mijat kepalanya. "Aku berjanji, atas namaku dan kerajaan ini, akan mengembalikan kehidupan kalian semua seperti sedia kala!"
Semua rakyak bersorak sorai.
"Oniichan?" kataku shock. Aku segera memeluk Len(Dan sepertinya dia mengeluh sakit pada pundaknya) dan gakupo-nii lalu menangis sejadi-jadinya. Aku senang.

TAMAT!!! Aku kesel nyelesainnya!!! Makanya gaje *Dihajar*

~*Gumi*~

1 komentar:

Shiroyanagi Ran mengatakan...

:D ini bagus, cuma endingnya itu loh XD www

Posting Komentar