Senin, 28 Januari 2013

[RIN] kejahilan

saat rin lagi shalat berjamaah, rin duduk paling belakang, KENAPA?
karena, rin bisa ngikat telakung orang lain, sudah 18 korban yang kena
=w=

RIN 

Sabtu, 26 Januari 2013

[Calne Ca] . . .

4 Mama 96Neko : MASUKIN MAGNESIUM LAGI PLEASE QAQ
AKU SUKA CERITANYA QAQ
TRUS,akh,gak jadi =w=




~ :3 Calne Ca :3 ~

Minggu, 20 Januari 2013

[AOKI] 'Angel Project' Model MMD Terbaru Hatsune Miku



Konnichiwa, Minna !
Aoki balik lagi nih! Bawa info baru lagi tentunya =w=)b

Nah, anggota KBF kan suka main MMD nih .
Jadi Aoki mau kasih info yang bersangkutan denga MMD.




Miku yg di atas keren kan??
Eittss, tapi jangan salah, Miku ini bukanlah gambar. Melainkan Model MMD baru yang akan Aoki bahas kali ini. 

Model ini diberi nama 'Angel Project'.
Model Angel Project yang diciptakan oleh MMD produser Mamama ini telah digunakan untuk daily show 39′s CA
RAVAN di the Yokohama Hakkeijima Sea Paradise pada 13 sampai 23 September 2012 dan kini model tersebut bisa di donlot gratis di piapro.jp. Diharapkan model ini dapat melengkapi kesuksesan model Hatsune Miku lainya yaitu 'Tda' dan 'Lat'. Berikut contoh video klip yang menampilkan masing masing model:


Model Lat
 



Model Tda 



Model Angel Project


[~ AOKI ~]

Sabtu, 19 Januari 2013

[AOKI] K-pop fans , tersangka utama dibalik penghapusan massal video Hatsune miku di Youtube

Konnichiwa, Minna!!!
Ketemu lagi sama Aoki-chan yang imut kayak marmut Hamtaro XD #PLAKK
Aoki datang gk cuma dengan tangan kosong aja lho ;)
Aoki datang bawa info yg menjadi misteri dibalik lagu 'The disappearance of Hatsune Miku'.

Selama ini, kita mengira bahwa Youtube yang menghapus video-video Vocaloid di Youtube adalah tim dari Youtube itu sendiri.
Tapi, Pernyataan itu SALAH BESAR !!


Ternyata yang menghapus adalah para K-Popers.

Semua itu bisa terjadi karena Youtube memperbolehkan pihak ketiga (walaupun tidak jelas) mengajukan penghapusan atau penutupan terhadap video-video yang ada di Youtube, atau bahkan ada beberapa yang langsung saja menghapusnya tanpa melaporkannya terlebih dahulu. 


Gerakan penghapusan video klip Miku, dimulai setelah kemenangan sang diva di polling mengenai penyanyi yang tampil di pembukaan Olimpiade London. Pada polling itu, Hatsune Miku bertengger di puncak, dengan diikuti oleh bintang2 Kpop di bawahnya.
Ditengarai, Kpop fans yang idolanya dikalahkan telak oleh Miku, mulai menyamar sebagai pemilik dari konten2 klip Miku yang diupload di Youtube.
Padahal seluruh konten Miku adalah milik dari semua penciptanya, tanpa batasan copyright termasuk dari Crypton Future Media sebagai publisher software Miku, maupun Yamaha sebagai developer vocaloid. Sehingga dipastikan, kalo klaim atas copyright konten Miku itu adalah fraud. 







Salah satu yang memberikan kontribusi dalam vote untuk London Olympics (yang bahkan tidak punya official vote status), menyalahkan para K-Pop Fans yang tidak terima 'pujaan'nya dikalahkan oleh seorang Virtual Diva dalam vote tersebut. Ia mengutarakan hal tersebut karena tidak mungkin para K-Pop Fans yang notabene memuja idolanya itu bisa terima dan diam begitu saja melihat belasan Boyband dan Girlband nya berada dibawah Miku. 





[~ Aoki ~]

[CUL] My sweet memory 2 part 1


yo! kembali lagi bersama saya :D
kini Rin dan Rendi kembali lagi di hadapan ada :v *eaaaa
kecepatan,ya? --"
gak apa" lah :v
ok,selamat membaca my sweet memory season ke 2 ini!
semoga kalian suka dengan ceritanya! _ _)


My sweet memory 2
Part 1

            Sinar matahari yang hangat membuatku terbangun dari tempat tidurku. Hari ini adalah hari yang sangat menggembirakan! Yup! Inilah hari di mana aku bertemu lagi dengan sahabat lamaku yang telah sekian lamanya berpisah yaitu, Rendi! Sudah 5 tahun lamanya kami tak bertemu dan saling bertatap muka. Rasanya senanggg sekali! Dan tanpa terasa .. aku sudah memasuki usia 18 tahun! Yup! Sudah kuliah! Dan aku kuliah di kota Jogja! Tempat Rendi tinggal! Makanya itu aku bisa ketemuan sama dia!
            Akupun segera berlari kearah kamar mandi.

[beberapa menit kemudian]
            “Akhirnya aku siap juga!” seruku girang. Akupun segera berjalan ke luar rumah, lalu mengunci pintu dan setelah itu mencari taxi.
            Rencananya kami akan ketemuan di sebuah restoran yang cukup jauh dari asrama tempat aku tinggal.

Tanpa terasa aku sudah sampai di depan restoran. Segera aku membayar uang Taxi dan buru-buru masuk ke dalam restoran. Saat masuk aku langsung mencari sosok seorang Rendi ‘Dewasa’. Lalu seorang laki-laki berkulit putih seperti orang jepang, dengan hidung mancung dan berpostur tubuh tinggi yang sedang melambai-lambaikan tangannya ke arahku. Aku membelalakan mataku.
            “Gak .. gak mungkin itu Rendi?!” tanyaku. Untuk memastikan itu Rendi atau bukan aku segera berjalan ke arahnya. “Kkkamu .. Re… Rennndi?” tanyaku setelah sampai di hadapannya. Laki-laki itu hanya bisa tersenyum. “Kamu beneran Rendi?!” tanyaku lagi.
Laki-laki itu menatapku. “Ahahaha .. iya, lah! Kenapa? Kamu pangling, ya sama aku? Karena aku sudah berubah jadi keren?” katanya sok cakep-_-
            “Ih! Ternyata bener ini kamu! Kelihatan dari muka asemnya” kataku nyindir.
            “Eh .. kamu baru aja ketemu udah kayak gitu. Nyesel aku ngajak ketemuan.” Katanya kesal.
            “Ahahaha …bercanda, bercanda… kamu,ya dari dulu memang enak untuk di kerjain!” seruku sambil duduk di kursi yang sudah di sediakan di depan Rendi.
            “Ukh .. kamu, ya kamu juga gak berubah … sifatmu masih suka nyindir.” Kata Rendi.
            “Ehehe .. biasa gitu, lho ..” aku nyengir. Rendi langsung tersenyum tipis. “Eh, ngomong-ngomong aku gak yangka, lho ini kamu! Asli kamu beda banget dari yang dulu .. dulu kamu masih bocah ingusan yang sering pingsan gara-gara liat bungkusan.” Kataku dengan wajah yang polos banget (buset, dah-_-)
Rendi langsung memasang wajah yang sangat kesal. “Busett .. tu nyindir sekaligus fitnah, ya .. gak pernah aku pingsan gara-gara liat bungkusan-_-”
Aku nyengir. “Hehehe … fitnah bentar (?) gak apa-apa, kan?”
            “Ah .. terserah apa katamu, lah .. eh, iya .. kamu juga berubah tau! dulu kamu itu bocah yang suka nipu yang benci sapu sering tersipu bila tertipu …. Eh .. bisa juga ternyata aku” Rendi langsung tersenyum lebar.
Aku langsung memasang wajah kesal. “Busett .. tu aib kamu keluarin semua-_-”
            “Eh? Jadi itu beneran?!” Tanya Rendi tak percaya.
            “Akh! Udah .. ini ngapain jadi kayak balas-balas pantun-_- .. oh, iya .. beneran kamu bedaaaa jauhhhh dari yang dulu. Padahal dulu kamu gak beda jauh tingginya sama aku. Dan aku kira aku bakal bisa melewati kamu .. tapi ternyata kamu cepet banget numbuhnya!” aku mulai bercerita.
            “Ahahaha … cowok itu memang begitu … jika sudah masa baliq maka semua organ tubuhnya akan berubah sekaligus tinggi badan.” Jelas Rendi. Lah? Ini kenapa jadi belajar?-_-
            “Kenapa gak sekalian kelamin juga ikut berubah? ._.)” kataku asal ceplos.
            “-_- boleh, gak aku nampar kamu bentar?” Tanya Rendi. Aku hanya bisa nyengir.

Setelah itu kamipun langsung bercerita layaknya sahabat lama. Kami bercerita tentang kejadian yang kami alami selama SMP sampai SMA dari cerita yang lucu sampai yang sedih.
            Setelah asyik beradu mulut (?) eh, maksudnya bercerita panjang lebar sampe mulut melar ._. maksudnya sampai puas. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke suatu tempat dan itu adalah sebuah karnaval yang kebetulan saat itu sedang di gelar yang tidak jauh dari restoran.
            “Mau ke sini?” Tanya Rendi. Aku mengangguk tanda setuju.
Lalu setelah itu kamipun segera memasuki area karnaval.
            “Eh, eh .. inget, gak?” kataku mulai membuka pembicaraan lagi.
            “Inget apa?” Tanya Rendi.
            “Masa lupa? Pertama kali kita jalan bareng kayak gini! Pas kita masih kelas 8! Di trans studio itu!” seruku.
Rendi terdiam beberapa detik. Mungkin sedang mengingat-ingat. “Ah! Iya! Waktu itu aku kesel banget gara-gara kamu paksain aku masuk ke kapal terbang itu!” kata Rendi sudah teriangat.
            “Huh? Sky pairates? Ohh .. itu .. ya, ya .. ahahaha! Tapi itu membuatku senang tau!” seruku girang.
            “Senang mbahmu?! Aku yang kena cipratan apinya tau! (?)” Rendi mulai kesal.
            “._. lalu aku kecipratan buah kelapa,ya? (?)” tanyaku polos.
            “-_- apaan,tuh kecipratan .. kalau kecipratan buah kelapa ntar yang ada kamu mati! .. yang ada itu ketiban buah kelapa! Akh! Istilahnya kamu ketiban buah kelapa aku yang ketiban buah duren!” Rendi sudah kesal.
            “Lah .. yang penting sama-sama ketiban … jadi gak apa-apa …” kataku dengan santai sambil berjalan mendahului Rendi.
Rendi sudah 1000% merasa kesal (1000% beuh-_-) “Ukh!!! Rinaaa!!” Rendipun berlari mendekati Rin.

            “RENDIIII!!!” seruku sambil menarik lengan Rendi.
            “Ng .. nggak mauuuu!!!” jawab Rendi.
            “Ikh! Sudah ku bilang harus mauuuuu!!!” aku masih menarik lengan Rendi berusaha mencegah Rendi yang mau kabur.
            “Rin! Aku masih gak mau kalau harus naik yang kayak begituan!” seru Rendi. Akupun langsung terdiam lalu melepas tarikanku.
            “Ok .. aku mulai kesal … pokoknya harus naik!!” akupun menarik kencang tangan Rendi sampai Rendi tak bisa menghindari tarikkan Rin yang amat kencang bagaikan kekuatannya Hulk (gilee -_-).
            Setelah capek-capek aku menyeret Rendi ke depan ‘komedi putar’ … sebelumnya tau, kan? Itu, tuh .. permainan yang kayak .. roda besar itu .. kalau kita naik ntar kita di bawa ke atas (ah pokoknya gitu, lah .. susah ngejelasinnya-_-).
            “Rin .. Rin! Beneran! Suwer aku gak mau naik yang kayak beginian!” seru Rendi dengan amat ketakutan.
            “Yang bener aja! Masa kamu masih takut sama ketinggian?! Kamu itu susah gede, lho!” jelasku.
            “Ukh ..” Rendi tak bisa membalas lagi. “Tapi …”
            “Gak ada tapi-tapian .. pokoknya cepet masuk!!” kataku sambil memaksa Rendi Masuk ke dalam ‘komedi putar’ itu.
Dan mau tak mau Rendi harus menuruti kemauan Rin yang tidak bisa di ganggu gugat lagi-_-
Saat masuk wajah Rendi langsung pucat seketika apalagi saat kami berada di atas.
            “Ri .. Rin .. I … I ..ini … bbbberrrappa ppuutttarrrraaann???” Tanya Rendi dengan wajah pucatnya itu.
Rasanya aku ingin tertawa! Tapi harus kutahan! “Ng … 5 putaran!” seruku girang. Rendi yang mendengar itu langsung menjadi lemas.
            “Udah. Ah! Jangan gitu! Kamu udah gede, lho! Jangan malu-maluin!-_-” jelasku. Namun Rendi tak menjawab apa-apa karena saking lemasnya-_- aku yang melihat itu langsung teringat akan sesuatu lalu mengambil sebuah kotak dari dalam tas. “Oh, iya Ren!”
Rendi menoleh .. “Add.. adda apa, Rin?” Tanya Rendi masih lemas.
            “Ng .. ini! aku ada hadiah buat kamu!” kataku sambil menyodorkan sebuah kotak.
Rendi langsung terbangung dari senderannya. “Apa ini?!” tanyanya.
            “Buka aja!” seruku.
Kemudian Rendi membuka kotak itu. Ternyata isinya adalah sebuah figur Yuno Gasai! Saat melihat itu wajah Rendi langsung menjadi sangat cerah mengalahkan sinar matahari (busett-_-).
            “Ini buat aku?” kata Rendi tak percaya. Aku mengangguk. “MAKASIH BANYAK!!” serunya sampai-sampai ia terloncat dari tempat duduknya. Seketika ‘komedi putar’ yang kami tempati langsung bergoyang-goyang.
            “EH?!!!!” aku dan Rendi langsung terkejut. Seketika wajah Rendi menjadi pucat lagi dan tubuhnya menjadi lemas.

[selesai menaiki komedi putar]
            “Rin .. rasanya aku mau mati ..” kata Rendi dengan wajah pucat saat keluar dari sangkar burung.
Aku menatap Rendi. “Salah kamu ngapain tadi sampe loncat segala di dalem?! Aku juga kaget tau! untung jantungku gak copot .. kalau copot gimana jadinya?!” kataku kesal.
            “Oh, iya ngomong-ngomong makasih banyak, ya hadiahnya!” seru Rendi yang mulai kembali seperti semula.
Aku menatapnya lalu tersenyum lebar. “Iya sama-sama.
            “RENDI!” tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan yang sedang berjalan mendekati kami. “Rendi kamu ngapain di sini?” Tanya perempuan itu. Lalu dia menatapku. “Siapa perempuan  ini?!” aku yang melihat perempuan itu langsung terheran-heran.
            “Rendi siapa perempuan ini?” tanyaku kepada Rendi. Namun Rendi tak menjawab. Dia hanya bisa menundukan kepalanya.
            “Aku ini tunangannya Rendi!” perempuan itu malah yang menjawab.
            “EH?!” aku langsung membelalakan mataku. “Tu .. tttunangan?!”


~To Be Continued~



[Ruko] Last Letter - Letter 1

Hola, minna !
Ruko disini !
Pertama-tama, Ruko mau bilang, fic yang post terakhir (MikuoKaito), Ruko discontinued 
Kenapa ? Karena Ruko ga bisa buat fic Shonen-ai dan dapat kasian pada Mikuo~
Nah, untuk menggantikannya, Ruko mau bawa fic baru Ruko, judulnya Last Letter !
Check it out !



Last Letter
Story by Ruko / Ran
Genre : Friendship, Angst
Pair : Ruko x Mikuo. Slight : Mikuo x Luka
All character belong to respective owner
Warning !
KBF-Based fic. Fail angst, Alur ngebut, typos, dll

Letter 1
Mikuo berjalan menuju rumahnya dengan malas.Pikirannya bercabang, antara sekolahnya, dan sahabatnya yang terpisah darinya, Ruko Yokune.
Mikuo Hatsune namanya.Seorang cowok yang duduk bangku kelas 8 di Vocaloid Gakuen. Ia dikenal pendiam dan dingin.Ia juga dikenal sangat pintar di kelasnya.Buktinya, ia selalu meraih peringkat 1 di setiap kelas yang ditempatinya.

Sesaat, pandangan Mikuo tertuju pada kotak surat yang ada di depan rumahnya.Mungkin, Ruko mengirimiku surat, pikirnya naif.Ia tidak terlalu percaya pada pemikirannya, dan memutuskan untuk membuka kotak surat itu. Dan sebuah surat dengan amplop berwarna teal yang samar terlihat.Sejenak, di bacanya tulisan yang ada di amplop itu.

Kepada sahabatku,
Mikuo Hatsune.
Jln. Black Rose nomor 12.

Mikuo terheran melihatnya.Ia berpikir keras, siapa orang yang mengiriminya surat itu.

Terlintas dibayanganya seorang gadis dengan rambut hitam yang selalu dikuncir model twintail dan surai kirinya yang berwarna biru.Iris heterochromia-nya juga terbayang di pikiran Mikuo. Seorang gadis bernama Ruko Yokune.

Mikuo tersentak. Ia segera mengambil surat itu dan segera berlari masuk rumahnya. 

Ia segera berlari kearah kamarnya. Tidak ada orang. Orang tuanya sedang bekerja.

Dikamarnya, Mikuo melempar tasnya ke arah meja belajarnya. Segera ia membuka amplop itu dan membaca isinya.

Dear Mikuo,
Apa kabar ? Kalau aku sih, baik-baik saja, hehe ! 

Bagaimana keadaan Bibi Meiko dan Paman Akaito ? Apakah mereka baik-baik saja ? Um, Kuharap sih, begitu.

Bagaimana sekolahmu, Kuo ? Kau pasti jadi idola sekolah ! Kau, kan, pandai, tampan, dan … SEMUANYA !!

Apa kau sudah punya pacar, Mikuo ? Jika iya, siapa ? Hngg~ Aku masih single sampai sekarang inii… Sepii…

Dan, Mikuo, ada satu hal yang ingin kuberitahu padamu.
Semenjak dua hari lalu, Aku terpaksa masuk rumah sakit. Aku tak tau aku sakit apa. Mama dan Papa merahasiakannya dariku.Alhasil, aku tidak bisa masuk ke sekolah sementara waktu. Ditambah, keadaanku yang makin hari makin lemah.

Tapi, jangan khawatir ! Aku akan usahakan mengirimimu surat setiap hari ! Kuusahakan, setiap kau pulang sekolah, suratku sudah menunggumu !
Kalau begitu, segini dulu surat dariku. Aku butuh istirahat. (Uuh… Padahal, aku masih ingin melanjutkan surat ini. Suster yang mengesalkan > A <) Jaa !

Tokyo, 1 April 1998

Yokune Ruko.
Mikuo termenung. Ia tenggelam dalam diam.Sosok Ruko terbayang jelas di benaknya.Penyakit apa yang membuat sahabatnya itu harus memasuki tempat terkutuk itu ? Mikuo hanya bisa mendesah bingung.

Mikuo sama sekali tidak berniat membalas surat itu. Ia pernah berjanji. Bila Ruko mengiriminya surat, ia baru akan membalas suratnya setelah surat ke-30 datang. Which means, Ia akan membalas surat itu bulan depan.

Mikuo melepas sepatunya. Ia baru ingat bila ia memakai sepatunya dari tadi. Lalu, dengan perlahan, ia merebahkan dirinya ke kasur miliknya yang lembut.Membiarkan angannya melayang.

Mikuo menarik pelan selimutnya hingga menutupi bagian bawah tubuhnya. Ia menatap surat dengan tulisan rapi yang ada di sebelahnya.Ia menggenggam pelan surat itu.Kembali, sosok gadis berambut hitam yang selalu dikuncir model twintail dan memiliki surai kiri berwarna biru terlintas di benaknya.

“Apa yang terjadi padamu,Ruko ?”gumam Mikuo sendu. Ia meraih foto dimana ia dan Ruko berada di pantai. Ia tersenyum. “Kapan saat ini akan terulang ?”tanyanya. Ia memeluk foto itu dan memejamkan matanya. Perlahan namun pasti, ia terlelap.

 
Chappie Last Letter bakalan pendek-pendek. Fokus di surat yang dikirim Ruko. Nanti, total akan ada *cencored* Letter.
Tunggu ! Kenapa Ruko buat pake pair RukoMikuo ?!  
-Oke, ini sebenernya agak random. Tapi, Ruko pingin buat KBF-Based fic yang memfeature Ruko dan Mikuo :v *plak*. Artinya bukan karena Ruko suka sama Mikuo, loh !

Sore jaa , ne !
  

!Ruko!

[MIKUO] Kertas yang melayaaaaanngg (Part... Berapa Ya?)






 Okey, Aku Minta Maaf Kalau Ada yg Nunggu! < Kagak Ada yang Nungguin Kale

Sekali Lagi... Aku Minta Maaaaaaaaaaaaaaaafff 
Oh Iya... Dari Pada Lama... Ini Dia Kertas Yg Melayang Jauh Terbang Tinggi Bersama Mimpi, < Lha Kok Malah nyanyi?
Udah...
Ini DIA *BG : Jreng Jreng*

[CUL] my sweet memory part 4 [end]


sebelumnya..
maaf yg nunggu!! ;77;)/
maaaffffffff bgt!ok! sekarang silakan lanjut membacanya!! _ _)



My sweet dream
Part 4

            ok… mungkin ini terdengar aneh bagiku (?) tapi Rendi bakalan pindah?! Yang benar saja! Padahal baru saja kami akur dia udah main pindah aja. Kenapa?
Akupun menjatuhkan tubuhku di atas sofa yang empuk.
            Tapi, kok … aku panik gini,ya? … bukannya kalau dia pindah… harusnya aku relain aja .. tapi ..   . akh! Sudahlah!


[di sekolah]
            Entah kenapa aku gak bisa tidur gara-gara mikirin soal pindahnya Rendi. Ukh .. ada apa, sih dengan diriku?!
Tanpa sengaja aku menabrak seseorang.
            “Maaf!” seruku.
            “Iya gak apa-apa.” Jawabnya. Aku kenal dengan suara ini.Rendi!
Akupun menatapnya.
            “Hai” sapanya.
            “Hai juga” balasku sambil berjalan pergi.
Ke .. kenapa? Kenapa rasanya aku gak mau ketemu sama dia?! Apa aku masih gak merelakan dia untuk pindah?! Ukh!!
            “Hai, Rin!” seru Nadia sambil mengalungkan tangannya di leherku.
            “Hai juga, Nad” jawabku dengan suara yang pelan.
Lalu Nadia melepaskan tangannya dari leherku “Ada apa, nih sama Rina Adriana kita? Apa ada masalah?” tanyanya.
Aku terdiam beberapa detik. “Ng … sebenarnya, sih … ada iya, nggak iya juga”
Nadia menaikan sebelah alisnya. “Jadi gimana,tuh?! Ayolah .. bilang aja ..” Nadia memelas. “Atau jangan-jangan ini masalah Rendi ingin pindah,ya?” tebak Nadia dengan tepat.
            “Eh?! Kok tau?!” tanyaku sambil terkejut.
            “Ya elah Rin .. gossip (asekk-_-) itu udah menyebar di sekolah ini …” jelas Nadia.
            “Aku benci gossip” kataku asal ceplos.
            “Ya, ya aku sebenarnya juga ga suka (?). ah! Kenapa jadi ngomongin gossip? Oh,iya! Rendi! Iya tuh! Katanya dia bakalan pindah dari sini. Katanya,sih dia di suruh ikut orang tuanya pindah dan sebenarnya Rendi gak mau pindah yah .. mungkin karena di sini ada ….” Nadia tersenyum.
Aku langsung penasaran. “Ada? Ada apa?!”
            “ah! Udah,ah … mending sekarang kita ke kelas! Udah masuk,tuh!” seru Nadia sambil berjalan pergi.     
            “Eh,eh .. Nadia! Ada apa dulu?!” kataku sambil mengejarnya.


[saat istirahat]
            “Nadia temenin aku ke kantin,yuk!” ajakku.
            “Eh? Aku? Biasanya kamu sama Re …”
            “Udah! Ayuk!” kataku sambil menarik tangan Nadia.
Kamipun berjalan menuju kantin.
            “Sebenarnya kenapa,sih? Biasanya juga kamu sama Rendi. Kok tiba-tiba …”
            “Lagi gak kepengen aja ketemu sama Rendi.” Jawabku. Nadia hanya bisa mangut-mangut. Lalu tanpa kami sadari Rendipun berjalan melewati kami.
            “Hai ..” sapanya.
            “Hai juga” balasku. “Nadia, mending kita cepet ke kantin!” seruku sambil menarik tangan Nadia.
            “Eh,eh! Kenapa kamu kok ngejauhin Rendi?’ Tanya Nadia penasaran. Aku tak menjawab apa-apa.


[beberapa hari kemudian]
            “Ok .. Rin! 1 hari, sih gak apa-apa .. tapi ini udah 3 hari kamu ngejauhi Rendi! Sebenernya ada apa,sih? Ada apa?! Ada ap …” aku menutup mulut Nadia sebelum dia meledakan kata-kata lagi (?)
            “Sssstt! Diem napa?” kataku sewot.
            “Ya .. habis kamu jadi aneh akhir-akhir ini. kenapa,sih?!” Tanya Nadia dengan penuh rasa penasaran.
            “Kepo banget-_-” kataku kesal.
Nadia mengkerucutkan bibirnya. “Lagi pula kenapa,sih? Kamu ada masalah sama Rendi? Certain aja!”
Aku menghela napas panjang. “Tapi kamu janji ya Nad gak bakal bocorin ini ke siapa-siapa!”kataku dengan penuh harap.
Nadia mengangguk-anggukan kepalanya dengan kencang. “Yoi! Inilah gunanya sahabat!” jelas Nadia.
            “Sebenarnya aku …”
            “Et! Tunggu! Kalau masalah itu mending kamu certain ke orang yang lebih ahli saja!” kata Nadia tiba-tiba. Aku yang mendengar itu langsung memasang wajah kesal.
            “Gimana,sih kamu! Aku juga belum bicara udah main potong aja-_- .. lagi pula kamu juga udah bilang sendiri mau mendengarkan ceritaku. Yang bener,ah Nad!” seruku dengan kesal.
            “Yaaa .. kalau masalah itu .. mending kita nanya ke ahlinya saja!” seru Nadia.
            “Ahlinya? Ah ngaco kamu Nad! Masalah yang kayak beginian aja harus ada yang ahlinya-_- jaman apa,sih sekarang?”
            “Udah! Mending sekarang kita ke Dika!” kata Nadia sambil menarik tanganku.
            “Dika? Siapa?” tanyaku bingung. Nadia langsung terdiam. Lalu dia menatapku.
            “Kamu gak tau?” tanyanya. Aku menggeleng. “Ya ampun Rin! Itu wakil ketua kelas kita! Masa kamu gak tau?! diakan sering deket sama kamu!” jelas Nadia.
Aku berpikir sebentar. “Oohh! Dika itu,ya! Eh .. dia wakil ketua kelas kita?” tanyaku.
Nadia mulai memasang muka kesal. “Jadi selama ini dia selalu berada di sekitar kamu .. tapi kamu gak tau kalau dia itu wakil ketua kelas?!”
Aku mengangguk pelan.
GUBRAK!  “Yang bener aja,Rin .. terus ngapain dia selama ini selalu berada di dekat kamu tapi kamu gak tau dia itu apa?!”
            “Ehehe .. aku kira dia itu murid yang ingin membantu saja .. sekalinya dia wakil ketua kelas,toh ..” kataku sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.
Nadia menghela napas. “Sudah,yuk! Ini kenapa jadi ngebahas soal itu ..” kamipun segera pergi ke tempatnya Dika mengadu nasibnya (?) eh, maksudnya tempat Dika berada-_-
            “Dik! Dika!” panggil Nadia kepada Dika yang sedang duduk sendiri di bangkunya. Diappun menoleh. Segera kami berjalan mendekatinya.
            “Ada apa Nad?” Tanya Dika.
            “Ini ketua kelas kita … biasa …” jawab Nadia. Dika mengangguk-angguk.
Buset ini kayak mau berobat ke mbah dukun aja-_- (?)
            “Jadi ada masalah,nih ketua kelas?” Tanya Dika. Aku menggangguk. “Kalau gitu ceritakan apa masalahnya.”
            “Sebelumnya … ini kayak …” belum sempat aku meneruskan kata-kataku Dika sudah memutusnya.
            “Udah! Langsung aja! Berhubung aku hanya muncul di part terakhir jadinya aku harus bisa memanfaatkan waktu!” seru Dika.
Aku terdiam. Narsis amat ni orang-_- terserah apa katamu dah -_-)/
            “Jadi .. sebenarnya gini .. entah kenapa aku gak suka kalau Rendi itu pindah” jelasku.
            “Jadi itu masalahnya?” Dika manggut-mangut. “Jawabannya hanya satu. Kamu .. ada rasa sama Rendi! .. Aduhhh” Dika senyum-senyum gak jelas. Nadiapun juga ikut senyum-senyum gak jelas.
Seketika wajahku memerah. “EH?! Ng .. nggak,kok! Siapa yang bilang kayak gitu?!”
            “Hatimu~” jawab Dika masih senyum-senyum.
            “Ih .. apaan sih kalian?!-_-” keluhku.
            “Udah … jujur aja, Rin ..” kata Nadia sambil menepuk bahuku. Akupun menundukkan kepalaku.
Nggak! Nggak mungkin aku .. su ..su ..sukkk …ka .. sama Rendi?!


[Keesokkan harinya]
            Aku masih gak percaya .. kalau aku ini … punya rasa sama Rendi. Nggak ah!
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dengan cepat.
PUK!  Seseorang menepuk bahuku. Akupun menoleh. “Nadia?”
            “Hei, Rin! Kenapa,nih? Masih kaget sama yang kemarin?” tebak Nadia dengan sangat tepat.
            “Ya .. begitulah ..” jawabku pelan.
Nadia tersenyum. “Udah .. gak usah di sembuyiin ..” Nadia menatapku. “Mmm .. apa kamu masih tetep gak mau Rendi pindah?” Tanya Nadia. Akupun menggangguk pelan. Nadia menghela napas. “Gini ya, Rin .. aku tau .. kalian itu sahabat yang sangaaatt dekat .. tapi kalau misalnya Rendi harus pergi .. relain aja. Percuma kamu ngejauhin dia terus. Dia bakalan tetep pindah! Mending sekarang kamu cari cara untuk menghabiskan waktu sama Rendi sebelum dia pindah! Jikalau dia sudah gak ada di sini lagi .. kamu masih bisa, kok berhubungan sama dia lewat SMS atau gak chatt di FB .. kan bisa aja?” jelas Nadia berusaha menghiburku.
Mendengar itu aku mulai tersadar. Benar juga apa yang di katain Nadia! Gak ada gunanya aku ngejauhin dia! Mending cari sesuatu buat kenang-kenangan saat Rendi pindah nanti!.
            Akupun tersenyum senang. “Nadia ..” aku menatapnya. “Makasih banyak,ya!” kataku sambil tersenyum lebar.
            “Nah gitu, dong! Itu Rin yang aku kenal! Selalu tersenyum!” seru Nadia.
Akupun segera keluar untuk mencari Rendi. Ternyata Rendi ada di dekat taman. Akupun segera berlari ke arahnya.
            “Rendi!” panggilku. Diapun menengok.
            “Ada apa Rin?” Tanya Rendi setelah aku berada di depannya.
            “Ahahaha .. maaf, ya .. akhir-akhir ini aku ngejauhin kamu” kataku.
Rendipun tersenyum. “Dan maafin aku juga, ya .. aku juga sebenarnya sedang ngejauhin kamu.”
            “Iya gak apa-apa. Sebagai balasannya .. kamu traktirin aku,ya!” seruku sambil berlari kea rah kantin.
            “EH? Kok?!! Rin!!” Rendipun mengejar Rin.

Dan akhirnya kamipun akur kembali. Tapi .. waktu tetap terus berjalan. Dan tanpa terasa hari di mana Rendi harus pindahpun sudah di depan mata.
            Iyup! Hari ini adalah hari terakhir aku melihat wajahnya itu (asek…).
Akupun buru-buru berlari keluar rumah.
            “Rin kamu mau kemana?” Tanya mamaku.
            “Mau ke rumah temen, ma!” jawabku sambil membuka gerbang. “Pergi dulu,ya ma! Assalamuallaikum!”
Akupun segera masuk ke dalam mobil yang dari tadi sudah menungguku.
            “Pak! Ayo cepetan!” seruku. Sopirku, pak Andi segera menancap gas.

Dan tanpa terasa aku sudah berada di depan rumahnya Rendi. Yup! Aku akan memberinya ucapan selamat tinggal. Sebenarnya aku masih keberatan .. tapi sudahlah! Aku harus merelakannya.
            “RENDI!” panggilku. Lalu seorang anak laki-laki menoleh.
            “Rin?” katanya tak percaya. Akupun segera berjalan mendekat. “Ngapain kamu di sini?” Tanya Rendi.
Aku tersenyum lebar. “Ya buat ngucapin selamat jalan, lah!” seruku.
            “Oh .. ahaha .. gak perlu repot-repot .. lewat SMS aja kan bisa.” Jawab Rendi.
            “Kalau lewat SMS kurang dapet!” kataku.
            “Dapet? Dapet apa?” Tanya Rendi bingung.
            “Ah .. sudahlah .. ini!” akupun memberikan Rendi sebuah kotak.
            “Apa ini?” tanyanya.
            “Ya kenang-kenangan, lah! Supaya kamu inget terus sama aku dan persahabatan kita!” kataku senang.
Rendi tersenyum lebar. “Makasih banyak, ya Rin” aku mengangguk.
            “Rendi! Cepat! Kita udah mau berangkat, ni!” seru mama Rendi dari kejauhan.
            “Iya ma!” jawab Rendi. “Rin .. aku .. pergi dulu,ya! Salam buat keluarga kamu .. dan makasih banyak buat kenang-kenangnannya!” kemudian Rendipun berjalan pergi.
            “Rendi!” panggilku.
Rendipun menoleh. “Ada apa?”
            “Ng … aku .. aku .. se .. se .. sebenarnya … aku .. su .. su ..su …..” ukh! Susah banget, sih nyebut kata ‘itu’!
            “Su? Su apa?” Tanya Rendi bingung.
            “Akh! Pokoknya hati-hati di jalan! Dan jangan pernah lupa sama aku! dan juga janji jika bakal saling berhubungan!” seruku.
Rendi tersenyum “Ahaha .. iya,iya! Aku pergi dulu,ya!” kemudian dia berlari pergi.
            “Ah! JANGAN LUPA YUNO GASAINYA!!!!” seruku dari kejauhan.
Rendi hanya bisa melambaikan tangannya.
Akupun membalas lambaian tangannya.
Yah .. dan pada akhirnya aku merelakan Rendi pindah dari sini. Akan ku ingat kenangan manis yang pernah kita lewati bersama. Tapi kuharap … kita bisa bertemu lagi.. entah itu kapan .. tapi ku harap kita bisa bertemu kembali….

My sweet memory
       ~The End~

terimakasih yg sudah mau mengikuti kisah mereka ini _ _)
arigato gozaimasu! >w<
dan rencananya akan ada My sweet memory 2! *eaaa
di tunggu aja,ya!

-CUL-