Minggu, 30 Desember 2012

[Haru] Rin or Len Lenka or Rinto

Normal POV
"Uaah! Susah sekali!" teriak gadis berambut honey blonde beriris aqua marine, yang sedang duduk di depan meja belajarnya.
"Kau ini kenapa sih?" tanya cowok ber-pony tail yang mirip dengan gadis itu. Cowok itu sedang melihat bulan purnama dan bintang dari kamarnya. Atap kamar dari kedua bocah ini memang sengaja dibuat tembus pandang, seperti kaca, namun tidak terbuat dari kaca
Mereka adalah Kagamine Rin dan Kagamine Len, saudara kembar yang beda 5 menit dimana Len lahir terlebih dahulu.
"Tolong ajarkan aku bab ini, kau kan ketua OSIS, kapten tim basket dan pemenang olimpiade matematika 3 bulan yang lalu, kau pasti bisa masalah ini" ucap Rin panjang dikali lebar sama dengan luas #plak
Len pun meloncat dari tempat tidurnya. Tempat tidur Len diatas sementara Rin dibawah
"Trigonometry? Itu mudah Rin" tanggap Len setelah membaca soal di buku Rin
Yah, meskipun mereka kembar, namun mereka di sekolahkan di sekolah yang berbeda. "supaya mereka mendapat banyak teman" begitulah kata orang tua mereka. Rin bersekolah di sekolah putri Crypton High, sementara Len bersekolah di sekolah putra Yamaha High
Dan apa yang dikatakan Rin tadi benar, Len adalah ketua OSIS, kapten tim basket, dan pemenang olimpiade matematika se-jepang. Len pintar dalam bidang akademis juga bidang non-akademik. Sementara Rin, dia hanya piawai dalam bidang non-akademik, Rin hebat dalam olahraga, Rin adalah pemimpin dari tim volley Crpton High yang memenangkan kejuaraan bulan lalu, Rin juga piawai dalam memasak. Namun dalam bidang akademik Rin sangat pas-pasan. Sehingga ia butuh Len untuk membantunya
"…Jadi begini, kau mengerti Rin?" Tanya Len
"Iya, mengerti, arigatou!" jawab Rin sembari tersenyum
"Ne, Len-niichan kesini bentar deh!" ucap Rin sambil menarik Len ke arah cermin berbingkai kuning di depan sebuah meja berwarna orange
"Apaan sih!" protes Len karena dia ditarik-tarik
"Ne, Nii-chan kau ingat Miki-chan?" Tanya Rin sembari menatap kaca
"Furukawa Miki yang waktu itu datang kemari?" ucap Len kembali bertanya
"Iya, kata Miki-chan, kita mirip sekali, kalau jepit rambut dan pita ku dilepas, dan rambutku dikuncir ponytail, maka aku akan mirip dengan mu" ucap Rin
"Hng? Mungkin kalau rambutku ini digerai dan diberi pita besar, lalu poniku dijepit, mungkin aku akan mirip denganmu! ahaha" sahut Len diakhiri dengan tawa
"Ditambah dengan rok yang manis juga! ahahaha" Rin pun ikut tertawa
"Ayo kita coba!" ucap Rin cepat dengan wajah yang serius, atau mungkin bisa disebut menyeramkan
"Apa katamu? Hei Rin! Gwaaaaaa!"
Cling~
Tak membutuhkan waktu lama, Len pun telah didandani Rin menjadi gadis manis yang mirip dengan Rin dilengkapi pita hitam sebagai ganti pita putih yang biasa dipakai Rin
"Kyaaa Lenny~ kau imut sekali!" pekik Rin dan memeluk Len, membuat Len ambruk dengan Rin diatasnya karena Len terkejut oleh death hug Rin
"Ughh… Ri.. Rin.. sesaak…" ucap Len dengan terbata-bata
"Len, Rin waktunya makan malam" ucap Lily-Ibu Len dan Rin- sambil membuka pintu kamar anak kembarnya itu
"Wah, Lenny, kau manis sekali, kerja bagus, Rin!" ujar Lily sembari terkikik geli dan mengacungkan jempolnya
"Okaa-san!" protes Len
"Ahahaha, benar kan Nii-chan, kau manis sekali!" sahut Rin diiringi tawanya juga tawa Lily
"Ahaha, sudah-sudah ayo kita makan" ujar Lily lalu keluar dari kamar Rin dan Len
"Aku duluan ya, Lenny~" ujar Rin dengan nada menggoda sembari mengedipkan sebelah matanya, lalu ia melesat turun ke ruang makan
"Dasar menyebalkan, kenapa aku bisa punya kembaran seperti dia" gerutu Len sembari membenahi penampilannya

Rin's POV
Aku kembali menatap diriku di cermin setelah makan malam. Makan malam hari ini hanya bertiga saja, aku Len-niichan dan Okaa-san. Otou-sanku, Oliver sedang mengurusi bisnisnya di Amerika.
Apa aku semirip itu dengan Len-niichan ya? Sampai Miki bilang begitu
"Kau sedang apa? Tak biasanya kau doyan bercermin" aku mendengar suara dengan nada yang menggodaku. Siapa lagi kalau bukan Len-niichan. Dia telah memakai piyama bermotif pisang
"Apaan sih? Aku kan hanya membuktikan ucapan Miki!" protesku
"Ahaha iya iya"
"Ne, onii-chan apa kita semirip itu ya?" tanyaku
"Entahlah" jawabnya sembari menatap bayangan ku di cermin,aku pun menatap bayangannya di cermin
Eh? Ke-kenapa ini? Tubuhku terlempar?
'Puk'
Eh? Apa ini? Aku tertindih?
"Apa yang terjadi!?" aku mendengar suara pekikkan seseorang gadis-mungkin-, dan aku lantas membuka mataku
Hoe? Siapa dia? Dia imut sekali, memakai piyama kebesaran dengan wajah memerah seperti itu, dan rambut pony tail panjang, juga poni nya yang agak acak-acakkan itu… kyaa manisnya
"Rin?" tunggu, suara itu mirip dengan suara Len-niichan? Tapi lebih imut
"Kau, Len-niichan?" eh? Kenapa ini? Kenapa suara yang ku keluarkan lebih maskulin seperti ini?
"…" tanpa berkata apa-apa, sesosok gadis itu-atau mungkin dia adalah Len-niichan- menarik tanganku ke arah cermin
"Mu… mustahil! Ini bohong kan?!" pekikku yang sedang menatap cermin. Rambutku cepak, dan aku jadi ganteng, dan hoe? Piyamaku kekecilan seperti ini
"Dugaanku benar. Rin, entah mengapa kita jadi seperti ini, kita bertukar gender" sahut Len-niichan yang yang kini menjadi gadis cantik itu
"A-apa yang harus kita lakukan, Len-niichan?" tanyaku dengan gemetar. Jujur saja, aku takut kalau kita tidak bisa kembali ke wujud semula lagi
"Aku juga tidak tahu" jawab Len-niichan dengan nada yang terkesan madesu(?)
"Hiks…" entah mengapa aku pun mulai menangis. Aku takut kalau aku akan terjebak di tubuh ini selamanya. Aku takut kalau aku tidak bisa kembali ke tubuh asliku
"Hei, sudahlah, jangan menangis, nanti kita pikirkan caranya bersama" ujar Len dan menepuk kepalaku pelan
"…Lagi pula aneh kalau melihat anak laki-laki menangis seperti itu" sambungnya
"Onii-chan!" protesku
"Sudahlah kita tidur saja" ujarnya sembari menghapus air mataku dan tersenyum

Len's POV
Sigh, gila, mimpi apa aku semalam. Aku tak bisa tidur, meski aku sendiri yang menyuruh Rin untuk tidur. Susah untuk tidur di tubuh anak gadis seperti ini, dan tampaknya Rin tidak kesulitan untuk tidur dalam tubuh anak cowok. Sigh, ternyata tubuh gadis ini tampak jauh dari kata sexy. Ini flat dan… ugh! kenapa aku malah berfikiran kotor seperti ini! Aku harus tidur sekarang
.
.
.
.
.
'KRIIIIIIIIIIIIIIIIINGGGG'
"Berisik" umpatku sembari berjalan ke arah meja di mana jam alarm pengganggu tidur itu berada. Semalam aku bermimpi aneh sekali. Aku menjadi seorang gadis manis dan…
Tu..tunggu! Cermin ini salah kan? Masaka
"KYAAAAAA!" su-suaraku… jadi, yang semalam itu bukan mimpi ya?
'KRIET'
"Selamat pagi Lenny, Are? Kau siapa?" gawat itu suara okaa-san
"Um, a-aku…" jawabku serba salah
"Kau Len? Wah, kau imut sekali!" pekik okaa-san dan langsung menghadiahi aku dengan death hugnya dan matanya berbinar-binar. Dasar okaa-san!
"Okaa-san! Ini situasi gawat!" protesku
"Iya, iya, cepat kau bangunkan Rin, lalu kita diskusikan masalah ini di bawah" sahut okaa-san seraya tersenyum
"Eh? Aku tidak mau ketahuan otou-san!" ujar ku. Asal kalihan tahu, masalah sekecil apapun kalau sudah ketahuan oleh otou-san akan gempar jadinya
"Tenang saja, otou-san kan sedang di Amerika, kau lupa ya?"
"Oh iya…"
"Sudah bangunkan Rin sana" perintah okaa-san lagi
"Oi, Rin, bangun" teriakku dengan suara cempreng
"Ngh…. 5 menit lagi…" gumamnya dengan suara maskulin miliknya
"Hei, Rin, okaa-san punya jus jeruk tuh" ujarku singkat. Perkataan tadi adalah 'jurus special untuk membangunkan Rin Kagamine'
"Ah, iya aku ba..GWAAAA"
'BRUK BRUK'
Dasar Rin, ceroboh sekali dia
"I…ittai" gumamnya
"Daijoubu, Rin-kun?" Tanya okaa-san dengan nada menggoda Rin
"-kun? Hoe? Jadi semalam itu bukan mimpi!?" pekik Rin
"Ng.. kalian mandi dulu saja, lalu kita diskusikan masalah ini di bawah sambil sarapan" ujar okaa-san
"Baik…" jawab kami lesu
Setelah itu okaa-san pun turun. Bagaimana caranya aku mandi ya…
"ng… Len-neechan?"
Hei? Rin memanggilku apa? –neechan?
"Apa?" tanyaku singkat
"Bagaimana caranya aku mandi? Ma-maksudku, dengan tubuh ini aku…"
"Sudahlah mandi saja, dan jangan berfikir macam-macam" potongku. Meski aku bilang begitu, kenyataannya aku tahu, bahwa aku sendirilah yang susah untuk tidak berfikir macam-macam
"Ha-hai'!" sahutnya lalu melesat menuju kamar mandi yang berada di sudut kamar kami.

Normal POV
"Jadi kita harus bagaimana? Dan kenapa okaa-san tidak kaget sama sekali, mendapati keadaan kami seperti ini?" Tanya Len, sembari mengoles selai pisang ke rotinya
"…" Rin hanya mengangguk-angguk menanggapi ucapan Len, sambil sibuk mengunyah roti dan selai jeruk di mulutnya
"Satu-satu Len, nah, okaa-san akan bercerita mengenai kisah lama di keluarga Kagamine" ujar Lily membuka ceritanya sembari mengoles mentega ke rotinya
"Ini adalah sebuah kejadian, atau kalian bisa menyebutnya kutukan di keluarga Kagamine. Dimana pada suaktu waktu di bulan purnama, salah satu- ah tidak, 2 anak dari keturunan Kagamine akan bertukar gender, dan ibu tidak menyangka kalau kalian yang…"
"Jadi, bagaimana cara kembali kewujud asli kita?" Tanya Len memotong cerita Lily
"Sabar dulu Len-chan. Nah, cara kembalinya adalah…"
Lily menggantungkan ucapannya sementara ia mengunyah rotinya
"Adalah?" sambung Len yang penasaran
"Bagaimana?" Tanya Rin yang juga mulai penasaran
"Kalian harus menunggu sampai bulan purnama berikutnya, ohohoho" ujar Lily disertai tawa diakhirnya
"Okaa-san! Serius dong!" protes Rin dan Len bersamaan
"Okaa-san serius kok, nah hari ini kalian tidak usah sekolah dulu, okaa-san akan mendaftarkan kalian ke Vocaloid High School."
"Vocaloid High School?" Tanya Rin dan Len bersamaan
"Iya. Kepala sekolahnya kenalan okaa-san dan otou-san. Dan apa kalian ingin tetap bersekolah di sekolah lama kalian?"
"Tidak" jawab Len singkat
"Pasti gempar nantinya" sahut Rin
"Iya, kan? Nah, untuk pakaian kalian bertukar saja, termasuk perlengkapan khusus wanita dan laki-laki. Untuk seragam, nanti okaa-san yang urus. Oh iya, kalian juga butuh nama baru" jawab Lily
"Nama baru? Haruskah?" Tanya Len
"Tentu saja! Hmm… bagaimana kalau Lenka dan Rinto? Baguskan? ohohoho" ujar Lily dengan tawa puas diakhirnya
"Lenka?" ujar Len sembari melirik ke arah Rin
"Rinto?" ujar Rin sembari melirik ke arah Len
"Berarti mulai sekarang aku memanggilmu Lenka-nee ya?" Tanya Rin setelah meneguk air putihnya
"Dan aku memanggilmu Rinto? Selama sebulan ini? Astaga…" gumam Len
"Berjuanglah Lenka-chan, Rinto-kun" ucap Lily sembari mengedipkan sebelah matanya.
Dan dengan ini dimulailah hari-hari Lenka dan Rinto. Bagaimana kisah mereka disekolah baru mereka? Nantikan kisahnya di chapter selanjutnya!

1 komentar:

.:KBF-Crew:. mengatakan...

Udah pernah baca =_=

Rin kagamine ™

Posting Komentar