Rabu, 17 April 2013
Ohayo, Minna!
Galaco kembali lagi dengan fict Galaco, Karakuri Burst ver. KBF! Chapter 2 datang!
Sebelumnya, terima kasih untuk commentnya, Rin-san! >v<
*warning : Chapter ini adalah chapter yang cukup panjang
Bagaimana? Ada yang kurang? Comment! Chapter 3 akan segera datang!
Sebenarnya, waktu nulis Mikuo itu ganteng dan keren, Galaco harus nahan muntah, loh =w=
Masa, orang kaya gitu dibilang ganteng dan keren? =A= //dor
Tapi, demi kelancaran fict, Galaco paksain, deh~
Sore ja, Mata ashita!
♪Galaco!♪
Galaco kembali lagi dengan fict Galaco, Karakuri Burst ver. KBF! Chapter 2 datang!
Sebelumnya, terima kasih untuk commentnya, Rin-san! >v<
*warning : Chapter ini adalah chapter yang cukup panjang
Karakuri
Burst
Story
by Galaco
All
character belong to the respective owner
Akhirnya,
Yuezhe dan Galaco sukses sampai di pusat Copenhagen teapt pukul 10.
Salahkan saja kereta gantung yang tadi sempat macet di tengah jalan.
Beruntungnya, tak seorangpun mengetahui identitas asli mereka. Yuezhe
menyamar sebagai Luo Byoguan Lin dan Galaco menyamar sebagai Stellar
Pruedence. Mereka mengaku sebagai bule asal Cina dan Amerika.
Entah
apa yang sedang dipikirkan Galaco saat melihat sebuah cafe. Yang
jelas, dia menarik tangan Yuezhe dan membawanya masuk kesana.
Padahal, Galaco tau bila kurang dari 4 jam lalu, dia sudah makan
sarapan di Batalyon KBF. Gadis ini sepertinya mudah lapar, meski
tubuhnya tetap tergolong kecil dan lumayan pendek.
“Gal!
Apa yang kau lakukan?!”bisik Yuezhe kesal. Galaco hanya tersenyum.
“Aku tau, kau suka kopi. Dan ada hal yang ingin kubicarakan
denganmu.”sahut Galaco santai. Yuezhe menghela nafas pelan. Tak
dapat dipungkiri, ia tersenyum kecil melihat kelakuan sahabat yang
selalu ada untuknya itu.
“Jadi,
apa yang ingin kau bicarakan?”tanya Yuezhe. Ia menunggu Galaco yang
sedang meneguk Moccachino yang dipesannya. “Sebenarnya, ini hanya
untuk menghilangkan tatapan aneh dari para polisi.”tutur Galaco.
Yuezhe menggerutu kesal. “Tapi, ada suatu hal yang sangat ingin
kusampaikan.”sela Galaco. Yuezhe menatap sohib bin partnernya itu
penasaran.
“Kau
tau Mikuo Chamberline?”tanya Galaco. Yuezhe tentu mengangguk.
Siapa, sih, yang tidak kenal partner Shion Taito yang kabarnya
sangat keren dan handal dalam masalah stalking dan investigasi
itu? “Letnan Chamberline? Tentu saja. Dia atasan kita, kan?”tukas
Yuezhe. Mikuo memang atasan Yuezhe dan Galaco. Karena Mikuo
berpangkat Letnan, sementara Yuezhe dan Galaco berpangkat Kopral.
“Kudengar,
dia akan membantu kita menyelesaikan misi ini.”sahut Galaco. Ia
kembali meneguk Moccachinonya. Yuezhe kaget. “Serius?!”tanya
Yuezhe sanksi. Galaco tersenyum dan mengangguk. “Aku tak pernah
berbohong padamu, kawan.”tanggap Galaco. Yuezhe langsung melonjak
karena kesenangan sekali.
“Lihat
siapa yang berbahagia.”gumam Galaco. Ia menyunggingkan sebuah
senyum melihat sahabatnya itu tergirang-girang akan berita yang
dibawanya. Namun, ia tak tau mengapa. Tiba-tiba, sebuah perasaan
sakit mengisi relung hatinya. 'Ah, itu hanya perasaanku
saja.'kilah Galaco dalam hati.
-**-
“Sekarang,
kita mau kemana?”tanya Yuezhe. Ia tau, jika dalam sebuah misi,
Galaco akan menjadi serius dan menghilangkan sifat konyol yang selalu
tampak di luar pekerjaan mereka. Tak lupa, selama misi apapun,
Galaco-lah yang memimpin mereka berdua. Karena bila sudah serius,
pikiran Galaco akan sangat maju. Berkebalikan dengan pemikirannya di
luar tugas.“Kita menginap beberapa hari. Kita lihat apa yang
terjadi selama kita disini.”jawab Galaco dengan suara pelan. Yuezhe
mengangguk setuju. “Aku kenal seseorang yang mempunyai inn
dan pub dalam satu tempat.”sela Yuezhe. Galaco menoleh.
“Siapa?”tanyanya penasaran. “Prima Bells.”jawab Yuezhe sambil
menyeringai.
Suara
lonceng terdengar ketika Yuezhe membuka pintu inn yang kupikir
diberi nama 'Bells Inner Inn'. “Selamat datang—“
“Halo,
Mrs. Bells.”sapa Yuezhe memotong ucapan selamat datang dari seorang
wanita paruh baya yang berambut abu-abu gelap. “Oh, ya ampun!
Yuezhe! Aku tak menyangka kau akan datang kemari!”seru wanita itu
sambil mendekati Yuezhe dan memeluknya. “Aku ada tugas dari
Batalyon, Mrs. Jadi, bolehkah aku dan temanku menginap di
sini?”terang dan tanya Yuezhe. “Tentu saja, sayang.”jawab
wanita yang dipanggil 'Mrs. Bells' itu. Ia melepas pelukannya dengan
Yuezhe dan berpaling pada gadis muda yang berdiri tegap di sebelah
Yuezhe. Gadis itu tingginya sama dengan Yuezhe. Paling-paling, hanya
berbeda beberapa senti. Wajahnya terlihat dingin, namun, sebuah
senyum lembut terpampang di bibirnya yang berwarna merah pucat.
“Ini
temanku, Mrs.”jelas Yuezhe. 'Mrs. Bells' tersenyum dan saling
berjabat tangan dengan Galaco. “Galaxias Tranquillia, Mrs. Senang
bisa bertemu dengan anda.”ucap Galaco sopan. Senyum lembut masih
melekat di bibirnya. “Aku Prima Bells. Pemilik tempat ini. Kau bisa
memanggilku Mrs. Bells, dear. Senang bisa bertemu denganmu
juga.”sahut Mrs. Bells.
Galaco
hanya tersenyum manis. “Oh! Kalian pasti lelah! Mari kutunjukkan
kamar kalian!”seru Mrs. Bells sambil menarik Yuezhe dan menaiki
tangga. Ia mengantar Yuezhe dan Galaco ke kamar yang akan mereka
tempati beberapa hari.
“Kuharap
kalian nyaman menginap dalam satu kamar, dear.”jelas Mrs.
Bells. “Ini adalah kamar yang tersisa.”lanjutnya dengan nada
menyesal. “Ah! Tidak apa, Mrs.! Di Batalyon,
aku sekamar dengannya.”kilah Yuezhe sopan. Mrs. Bells tersenyum
lega. “Makan sore akan tersedia pada pukul setengah 4. Jangan
sampai kau melewatkannya!”pesan Mrs. Bells sebelum ia menyerahkan
kunci pada Yuezhe dan beranjak pergi.
“Kita
sekamar lagi, Yue. Lagi.”celetuk
Galaco, menekankan kata terakhirnya. Yuezhe hanya menghela nafas.
“Bagaimana lagi? Ini kamar terakhir.”desahnya. “Hei, ini pukul
berapa?”tanya Galaco mengalihkan topik pembicaraan. Yuezhe menengok
jam dinding yang terpasang di ujung koridor. “Pukul 11.”jawab
Yuezhe. “Kita masih punya waktu sebelum waktu makan. Ayo.”ajak
Galaco membuka kunci kamar dan membukanya. Ia dan Yuezhe memasukinya
beriringan.
“Kamar
ini luas sekali.”gumam Galaco saat melihat kamar yang akan
ditempatinya cukup luas. Berisikan dua kasur terpisah, rak buku,
lemari, dan sebuah meja untuk dua orang yang terdapat sebuah vas
berisi bunga lili diatasnya. Di lantai, karpet berwarna merah maroon
yang matching
dengan warna dinding tergelar elegan.
“Ayo kita bereskan, Gal. Aku
lelah.”bisik Yuezhe. Galaco tersadar dan membantu Yuezhe menata
barang-barang mereka. Galaco tak sadar, bila seseorang dari jendela
luar sibuk memperhatikannya.
-**-
“Mrs.,
kurasa, kamar disebelahku kosong. Apa ada yang memesannya?”tanya
Yuezhe saat makan sore. Mrs. Bells yang menemani Galaco dan Yuezhe
mengangguk. “Seseorang dengan nama Chamberline dan Shion.”sahut
Mrs. Bells. Yuezhe langsung terbelalak kaget.
“Ah, ternyata, Jendral Kuroneko
benar-benar melakukannya.”gumam Galaco. Ia mati-matian menjaga
tawanya yang hampir meledak saat melihat ekspresi sohibnya itu. Mrs.
Bells menatap Galaco dan Yuezhe dengan tatapan bingung. “Kau kenal
mereka?”tanya Mrs. Bells.
“Permisi,
Mrs. Mereka berdua adalah atasan kami
yang terkenal sangat handal dalam apapun. Terlebih lagi, Letnan
Chamberline. Ia sangat terkenal dengan ke-kerenan dan ke-tampanannya.
Yuezhe mengidolakannya.”terang Galaco halus. Mrs. Bells tersenyum
kecil. “Tak kusangka. Putri dari Mrs. Miangxing—maksudku,
Yueliang, bisa mengidolakan seseorang.”celetuk Mrs. Bells. Galaco
tak dapat menahan tawanya. Dia tertawa pelan, berusaha untuk tidak
menyinggung perasaan Yuezhe.
-**-
“Yue,
sudah pukul setengah 5. Apa kau mau jalan-jalan?”tawar Galaco.
Yuezhe menoleh. “Tentu,Gal.”desisnya.
Galaco dan Yuezhe mengganti baju. Tak sampai 5 menit, keduanya sudah
di luar.
“Aku tak percaya, bahwa kau adalah
sohibku.”celetuk Galaco disaat keduanya sedang berada di pinggir
jalan. “Kau kira aku percaya?”tanya Yuezhe balik. Sebuah senyum
tipis tersungging di bibirnya. “Dulu, aku begitu membencimu karena
kau menyebalkan. Tak kusangka, kau sekarang adalah sahabat sekaligus
partnerku.”timpal Galaco. Keduanya tergelak.
“Kau
tau, kupikir, aku mulai tertarik pada Letnan Chamberline.”sela
Yuezhe. Tersirat rasa malu di kalimatnya barusan. “Ya Tuhan. Kau
bahkan belum melihat wajahnya.”tegur Galaco. “—melalui
sikapnya, maksudku.”ralat Yuezhe. Galaco tersenyum. Sebuah
rangkulan ia tujukan pada sohib
forever-nya
itu. “Jika kau mencintai seseorang, pertaruhkan apa yang kau punya.
Karena cinta itu harus memiliki.”bisik Galaco tepat di telinga
Yuezhe. Yuezhe
hanya terdiam. Pikirannya dipenuhi oleh nama 'Letnan Mikuo
Chamberline'. Galaco memandangi sahabatnya sambil menahan perasaan
aneh yang tiba-tiba tumbuh di relung hatinya. Perasaan yang sama
ketika ia melihat reaksi Yuezhe pada berita mengenai Letnan
Chamberline. 'Aku
hanya berhalusinasi.'sergah
Galaco.
Tiba-tiba,
sebuah peluru mengarah ke kepala Galaco dan Yuezhe. Untungnya,
pendengaran tajam mereka dapat menangkapnya, sehingga, keduanya dapat
merunduk untuk menyelamatkan diri.
Galaco menarik Mini-Uzzi kesayangannya
dari bagian belakang rok yang dipakainya. Kedua tangannya sudah
dipersenjatai dengan benda berwarna hitam yang mematikan itu. Matanya
berkilat, menandakan ia menunjukkan sisi pembunuh dan serius yang ia
miliki. Ia mencari darimana asal peluru nyasar itu.
Sementara
itu, Yuezhe menarik sebuah
belati
kecil yang sealu dibawanya di saku celananya, sama seperti Galaco.
Matanya juga berkilat tajam. Ia mencari penembak itu. Tapi tak
berhasil.
Pandangan
mata Galaco sedikit meredup. Ia mengambil peluru tadi dan
menelitinya. “Peluru Karakuri Eyes.”ungkap Galaco saat mendapati
sebuah tanda yang melambangkan organisasi Karakuri Eyes. Seketika, ia
mengingat salah seorang penembak handal dari Karakuri Eyes,
Harushirayuki
Saeva (Haru Misora) yang
berhasil membunuh Piko.
Yang membuat Galaco tak habis pikir,
kenapa bisa-bisanya, Harushirayuki Saeva, adalah adik kandung Lienka
Saeva (Lenka Kagamine) yang mengganti namanya menjadi Lenka Flavien.
Perlu diketahui, Lenka Flavien adalah Wakil dari Jendral Kuroneko.
“Mereka sudah mulai bergerak. Kuharap,
Letnan Chamberline akan segera datang.”gumam Galaco. Yuezhe sejenak
memandang sahabatnya itu. Lalu, ia mengangguk setuju. “Dan suatu
hari nanti, aku akan menamparmu keras-keras, Harushirayuki
Saeva.”desis Galaco pelan.
-**-
Tak sampai 24 jam, Jendral Kuroneko sudah
mengetahui serangan mendadak Karakuri eyes yang ditujukan pada
duo-partner andalannya itu. (Meski ia lebih mengandalkan Mikuo dan
Taito, sih.)Ia langsung memerintahkan Mikuo dan Taito untuk berangkat
ke pusat Copenhagen. Ia tak mau Yuezhe dan Galaco mati dalam
penyerangan tiba-tiba.
Sementara itu, Mikuo dan Taito datang di
pusat Copenhagen, tepatnya Bells Inner Inn, pada pukul 11 malam. Mrs.
Bells sudah menunggu keduanya. “Aku sudah menduga Kuroneko akan
mengirimmu se-segera mungkin. Ayo, kutunjukkan kamar kalian!”ajak
Mrs. Bells.
Mungkin,
hanya sedikit sekali orang yang tau. Tapi, Mrs. Bells adalah bibi
dari Jendral Kuroneko. Hampir tak ada orang yang tau nama asli
Jendral Kuroneko. Noir Immeria. Itu nama asli dan lengkap Jendral
Kuroneko. Ia dipanggil 'Kuroneko' karena kecintaannya pada kucing
berwarna hitam yang dalam
bahasa Jepang disebut Kuro
Neko.
“Aku
berharap Miss Tranquillia dan Miss Yueliang baik-baik saja.”gumam
Mikuo. Taito
menatap partnernya itu dengan tatapan aneh. “Tak biasanya kau
memperhatikan keselamatan orang lain. Ada apa denganmu?”tanya
Taito. “Mereka tanggung jawab kita, Taito. Maksudku, kau tak ingat
perkataan Jendral Kuroneko? Beliau menyuruh kita untuk menjaga
mereka, bodoh!”jawab Mikuo dengan nada tinggi. Terdengar kalau dia
sangat khawatir. Taito tersenyum. “Aku tahu, Aku tahu.”sahut
Taito. Nadanya tetap tenang.
“Kurasa, ulang tahunku yang ke-16 akan
berlangsung tak terlalu meriah.”celetuk Yuezhe tiba-tiba. Tepat,
baik Yuezhe dan Galaco sama-sama berumur 15 tahun sekarang. Mereka
lahir di tahun yang sama. Hanya berbeda bulan. Galaco pada bulan
September, dan Yuezhe pada bulan Oktober.
“Sobat,
ini masih pertengahan Januari. Ulang tahunmu masih lama. Masih banyak
waktu untuk mempersiapkan kemeriahannya.”ingat Galaco. Yuezhe
menggeleng. “Bukan begitu, Gal. Perasaanku mengatakan, di ulang
tahunku yang ke 16 itu... Hanya sedikit yang tersisa.”sahut
Yuezhe pelan. Galaco menghela nafas. Ia menghentikan aktifitasnya,
membaca dan duduk di depan sahabatnya yang kini sedang bersila di
kasur itu. Kedua tangannya terjulur kearah bahu Yuezhe. Jemari
lentiknya menggenggam ujung dari sepasang bahu milik Yuezhe.
“Yuezhe
Yueliang, dengar. Aku tak ingin lebih banyak orang yang menghilang
dalam hidupku. Aku akan mempertahankan mereka, meski aku harus
mengorbankan diriku, mengerti? Aku tak ingin kau tak bisa merayakan
ulang tahunmu yang ke-16. Aku tak ingin melihatmu tergeletak tanpa
nyawa. Aku ingin melihatmu berjalan di impianmu!”tegas gadis yang
menyandang panggilan 'Galatic Princess' itu. “Gal, aku tak ingin
kehilanganmu! Aku tak mungkin sanggup hidup tanpa seseorang yang
selalu ada di sisiku!”sergah Yuezhe. Pandangan mata Galaco sedikit
melembut. “Masih
ada Jendral Kuroneko dan Mrs. Bells, Yue.”ingat Galaco. “Tapi
mereka beda denganmu!”kilah Yuezhe. Pandangan Galaco menjadi lembut
sekali. “Aku ingin kau terus hidup, Yue. Kau pikir, aku akan
membiarkanmu tertusuk pisau MEIKO? Tidak, tidak. Kau harus
melanjutkan hidupmu. Aku tak akan membiarkanmu mati. Aku tak akan
membiarkan seorangpun menyentuh kulitmu, kecuali itu adalah orang
baik. Aku
akan melindungimu, Yuezhe.”sanggah Galaco.
“Berjanjilah padaku, Gal.”ucap Yuezhe
lirih. “Berjanjilah bahwa kau akan ada disampingku saat aku meniup
lilin ulang tahunku.”lanjutnya. Galaco tersenyum. Ia mengaitkan
jari kelingkingnya. “Baik, Aku berjanji. Tapi kau juga harus
berjanji padaku.”sela Galaco. “Apapun itu.”sahut Yuezhe. “Kau
harus tetap tersenyum, meski apa yang menimpamu adalah hal yang
buruk. Kau harus kuat. Kau tak boleh sekalipun menangis. Kau hanya
boleh menangis bila kau benar-benar membutuhkannya. Kau harus tetap
berjalan di atas impianmu. Kau harus menjadi orang hebat.”ulas
Galaco. Yuezhe menatap wajah Galaco. Ia merasa hatinya tak rela untuk
berjanji. Tapi, takdir berkata lain. “Aku berjanji, Galaxias
Tranquillia.”
To be continued...
Bagaimana? Ada yang kurang? Comment! Chapter 3 akan segera datang!
Sebenarnya, waktu nulis Mikuo itu ganteng dan keren, Galaco harus nahan muntah, loh =w=
Masa, orang kaya gitu dibilang ganteng dan keren? =A= //dor
Tapi, demi kelancaran fict, Galaco paksain, deh~
Sore ja, Mata ashita!
♪Galaco!♪
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Mikuo jelek =w=b
Huahahhha!
♚RIN ♚
gayaknya... ling ama gal-chan agak yuri yaaaa???
♚RIN♚
Posting Komentar