Rabu, 17 April 2013

[Galaco] Karakuri Burst ~Chapter 3

Belom sampe 24 jam, tapi fict ini sudah selesai dan Yuezheng memaksaku untuk segera mem-postnya =w= Jadi, well. Aku ga bisa nolak kalau sudah Yuezheng yang minta

*warning : Chapter ini juga panjang seperti Chapter 2. Cuman, lebih absurd dan gaje

 
Karakuri Burst
Story by Galaco
All character belong to the respective owner

Pagi, Yuezhe!”sapa Mrs. Bells ketika Yuezhe dan Galaco sampai di ruang utama inn yang juga merupakan pub. Yuezhe dan Galaco menunjukkan tatapan bersahabat. Terutama Galaco. Wajahnya tak lagi sedingin hari pertamanya.

Tanpa sengaja, pandangan Yuezhe dan Galaco mendapati dua orang pemua yang sedang duduk semeja di salah satu meja di dekat pintu. Satunya berambut hitam-keunguan, sedangkan yang lain berambut teal. Sama-sama pendek, rambut mereka.

Atasan kalian. Cepat datangi!”perintah Mrs. Bells. Galaco menarik tangan Yuezhe. “Usahakan kau tak menunjukkan sikap canggungmu, Yue.”ingat Galaco. Yuezhe mengangguk ragu.

Selamat pagi, Letnan.”sapa Galaco memulai pembicaraan. “Bolehkah kami duduk disini?”tanya Galaco, mengingat 2 kursi kosong tersedia, dan berhadap-hadapan dengan kedua Letnan terkenal itu. “Silahkan, Miss.”ujar si rambut teal, Mikuo Chamberline. Galaco tersenyum dan duduk berhadap-hadapan Mikuo, sementara Yuezhe duduk berhadap-hadapan dengan Taito.

Kapan anda datang, Letnan?”tanya Galaco sopan. Si rambut hitam-keunguan yang dapat dipastikan adalah keluarga Shion, atau tepatnya, Taito Shion, menjawab, “Tadi malam, miss. Tepat pada pukul 11.” Galaco tersenyum tipis. Sementara Yuezhe sibuk dengan sarapannya. “Aku yakin bahwa kalian adalah Miss Tranquillia dan Miss Yueliang. Apakah aku salah?”tanya Mikuo. “Anda benar, Letnan. Tapi, saya merasa lebih enak bila Letnan memanggil kami dengan nama panggilan kami saja.”pinta Galaco hangat. “Baik-baik. Aku akan memanggil kalian nama depan kalian.”ujar Taito santai. Meski dia sedikit bingung.

Saya Galaxias Tranquillia, Letnan. Saya percaya bahwa Jendral Kuroneko sudah memberitahu anda tentang saya. Anda bisa memanggil saya Galaco atau Gal.”terang Galaco. “Saya Yuezhe Yueliang. Teman-teman saya biasa memanggil saya Yue. Anda bisa memanggil saya apapun yang anda inginkan.”sambung Yuezhe. Kelihatannya, dia mati-matian menjaga ke-tegangannya.

Nama yang indah.”puji Mikuo hangat. Tersungging sebuah senyuman di bibirnya. “Kehormatan bagi kami, Letnan.”sahut Galaco. Yuezhe hanya tersenyum simpul. “Jendral Kuroneko bilang, kalian masih berumur 15 tahun dan sama-sama diasuh oleh Batalyon. Apa itu benar?”tanya Mikuo. Yuezhe nampak sibuk dengan minumannya. Menandakan ia meminta Galaco saja yang bercerita.

Benar, Letnan. Saya dan Yue...” Galaco akhirnya menceritakan asal-usul mereka secara rinci pada Mikuo. Karena Galaco percaya pada Mikuo.

Oh... Aku mengerti.”komentar Mikuo. Galaco tersenyum simpul. Sepertinya, dia banyak tersenyum pagi ini. “Letnan, apakah anda sudah sarapan?”tanya Galaco saat melihat tak ada satupun piring di hadapan Mikuo maupun Taito.

Sudah. Kami sudah makan dari tadi.”jawab Mikuo mewakili Taito dan dirinya sendiri. “Kau sendiri tidak makan?”tanya Mikuo. Galaco tersenyum. “Tak apa, Letnan. Saya belum lapar.”jawab Galaco. Dia berbohong, sih. Sebenarnya, perutnya sudah keroncongan tingkat ndewo.

Namun, Mrs. Bells menyadari wajah Galaco yang menahan lapar. Ia tersenyum dan segera menyiapkan semangkuk sup hangat untuk gadis berambut aneh itu.

Sarapan, Tranquillia. Kau bisa mati kelaparan!”nasihat Mrs. Bells sambil menghidangkan semangkuk sup pada Galaco. Galaco langsung salah tingkah. “M-Mrs. T-tapi, saya tidak lapar...”kilah Galaco pelan. Mrs. Bells tersenyum. “Aku tahu kau lapar, dear. Makanlah.”ujarnya sambil berlalu.

P-Permisi, Letnan.”ijin Galaco. Mikuo dan Taito nampak menahan tawanya. Mereka hanya tersenyum. Galaco memulai menciduk dan mengkonsumsi sup yang bisa dibilang so delicious itu.

Kau terlalu sopan, Gal.”celetuk Mikuo. Galaco hanya merunduk. Betapa malu rasanya. Untung, Yuezhe menyadari posisi sohibnya. “Letnan, apa Jendral Kuroneko mengirim anda kesini?”tanya Yuezhe. Mikuo tersenyum. “Ya. Well, sebenarnya, aku memaksanya agar bisa cepat kesini.”terang Mikuo. “Anda tak perlu mengkhawatirkan keadaan kami, Letnan.”sela Yuezhe lembut.

Aku percaya kalian baik-baik saja. Tapi, aku hanya ingin memastikan kalian benar-benar baik.”kilah Mikuo. 'Orang ini pemaksa banget.'komentar Galaco yang menyantap supnya. “Yuezhe, Galaco, kurasa kita harus memeriksa keadaan kota di pagi hari.”usul Taito. Galaco meletakkan sendoknya di mangkuk, tanda ia sudah kelar memakan sarapan yang diinginkannya. “Saya setuju, Letnan. Saya dan Yuezhe akan kembali 5 menit lagi.”sahut Galaco. Ia menarik Yuezhe dan membawanya ke kamar untuk mengganti baju dan membersihkan diri.

Hei, tidakkah kau merasa bahwa kedua gadis itu berbeda?”tanya Taito saat dua orang yang dimaksud sudah kabur ke kamar. “Sangat berbeda, ya. Keduanya tak se-kaku orang lain.”jawab Mikuo. “Benar.”desis Taito.
-**-
Hey, man. Apa yang kau rasakan sekarang?”tanya Galaco saat berjalan di sebelah Yuezhe. “Senang. Tegang. Deg-degan.”jawab Yuezhe sambil meremas roknya. Galaco terkikik. “Umpamakan saja, mereka itu orang biasa. Bukan Letnan atau orang yang kau idolakan. Modifikasi pikiranmu.”usul Galaco. Yuezhe menatap sahabatnya. “Jadi, itu yang kau lakukan, sampai-sampai kau terlihat sebagai sahabat terdekatnya yang merupakan bawahannya?”tanya Yuezhe tak percaya. Galaco tersenyum. “Tentu, kawan.”

DOR!

Sebuah suara tembakan terdengar. Galaco dan Yuezhe langsung berlari menuju sumber suara dengan tangan yang sudah dipersenjatai. Mikuo dan Taito mengejar kedua gadis yang mereka anggap berbeda itu.

Benar saja, Galaco dan Yuezhe berdiri di hadapan sebuah mayat yang bersimbah darah. Galaco dengan cepat mengambil peluru yang terbasahi darah di tanah. Ia melihat sebuah simbol yang sangat ia kenal. Orang-orang menatap Galaco, Yuezhe, Mikuo, Taito, dan mayat itu dengan tatapan ngeri. “Karakuri Eyes.”desis Galaco.

Lagi, sebuah peluru mengarah ke salah satu dari mereka. Yuezhe Yueliang jadi sasaran kali ini. Beruntung, Galaco sadar dan segera mendorong Yuezhe, sehingga Yuezhe jatuh dan peluru itu mengenai dinding. Pandangan Yuezhe sempat menangkap sebuah bayangan yang memegang senjata api di atas sebuah bangunan. Ia segera melempar belati yang selalu dibawanya.

Belati itu mengenai tangan sang bayangan. Bayangan itu segera berlari menyelamatkan diri. “Yue! Kau tak apa?!”tanya Galaco panik. “Aku baik-baik saja.”jawab Yuezhe. “Galaco! Yuezhe! Apa kalian baik-baik saja?!”tanya Mikuo.

Yuezhe mengangguk. Galaco menyembunyikan tangannya yang terluka, dia tersenyum. “Kami baik-baik saja, Letnan.”jawab Galaco. Padahal, jelas-jelas tangan kirinya tertembus peluru yang ditujukan untuk Yuezhe.

Galaco, tanganmu!”celetuk Mikuo. Galaco menyembunyikan tangannya rapat-rapat. “Tergores ujung Uzzi-ku.”kilah Galaco. 'Ini anak mau ditolongin malah nolak.'gerutu Yuezhe dalam hati. Ya, dia tau jelas bila Galaco tak mau seorangpun merasa khawatir karenanya. Dia sudah terbiasa akan sifat sahabatnya itu, meski terkadang merasa tak enak.
-**-
Maaf membuatmu terluka, Galaco.”gumam Mikuo dengan nada bersalah. Dapat dilihat bila ia sedang membungkus luka Galaco dengan perban. “Tak apa—AW!”jerit Galaco saat Mikuo melanjutkan aktifitasnya. “Maaf.”ujar Mikuo lagi. Ia mengikat kedua ujung perban yang ia pakai untuk menutup luka Galaco.

Terima kasih, Letnan.”ucap Galaco. Ia, Mikuo, Taito, dan Yuezhe berdiri dari duduk. Mikuo sedikit membungkukkan badan untuk berbicara dengan Galaco. Secara, Mikuo tingginya 179 cm, sedangkan Galaco hanya 152 cm. “Maaf untuk hari ini, Galaco.”ulang Mikuo. Galaco menggeleng. “Tak apa, Letnan.”

Kau ini, kenapa harus melukai dirimu sendiri, sih?!”tanya Yuezhe saat Mikuo dan Taito sudah keluar dari kamar keduanya. “Sudah kubilang. Aku tak ingin kau terluka.”jawab Galaco santai. Seolah dia tak terkena apapun. “Tapi kau tak perlu sampai membuat tanganmu tertembak, mengerti?! Peluru Karakuri Eyes adalah peluru paling bahaya sepanjang masa!”ingat Yuezhe. Galaco tertawa.

Apa peduliku?”tanya Galaco meremehkan. Ia melihat kearah jam, mendapati sekarang pukul setengah 12. Yuezhe menghela nafas melihat sahabatnya. “Kau bukan manusia super, kawan.”bisik Yuezhe. “Kau bisa mati kapan saja.”sambung Yuezhe. “Tapi aku tak akan mati sia-sia. Karena aku mati demi melindungi sahabatku.”tukas Galaco. “Sudahlah, aku lapar. Ayo.”potong Yuezhe. Ia dan Galaco turun kebawah untuk makan siang.

Silahkan,”ujar Mrs. Bells sambil menghidangkan makan siang kali itu, Curry Noodles. Mengingat langit mulai menitikkan air hujan. “Mrs., Bolehkah saya bertanya?”tanya Galaco. “Tentu, dear. Tanyakan saja.”jawab Mrs. Bells. “Mengapa anda begitu baik, hingga mau melayani kami?”tanya Galaco. Mrs. Bells menghela nafas. Dia duduk di sebelah Yuezhe dan mulai menceritakan sesuatu.

Ternyata, Mrs. Bells adalah orang yang pertama kali menemukan Yuezhe saat Yuezhe dikirim ke Jerman. Bukan polisi Batalyon KBF yang sedang berpatroli. Mrs. Bells juga merupakan sahabat dari Ibu Yuezhe, Yayin Gongyu—Yayin Miangxing. Ia merawat Yuezhe beberapa hari, sebelum akhirnya memenuhi keinginan Yuezhe, yaitu menyerahkan Yuezhe ke Batalyon KBF. Dulu, Yuezhe terkejut sekali, saat mendengar Ayahnya adalah seorang anggota Kepolisian Cina. Jadi, dia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan ayahnya, dan mendesak Mrs. Bells agar mengirimnya ke Batalyon KBF yang sangat terkenal. Selain itu, Mrs. Bells bersikap begitu lembut karena mata Yuezhe mengingatkannya pada Ibu Yuezhe yang sudah meninggal. Dan perlu diketahui, orang tua Yuezhe meninggal saat ada penyergapan dari Karakuri Eyes.

Mrs. Bells, maaf. Aku tak bermaksud...”ujar Galaco menyesal. “Tak apa, Tranquillia. Aku tau kau penasaran.”sergah Mrs. Bells. Galaco menunduk, tanda ia menyesal. Yuezhe meneguk Orange Shake-nya. “Jangan menyesal, man. Itu masa laluku.”ujar Yuezhe sambil menepuk bahu Galaco. “Bagaimana denganmu, Tranquillia?”tanya Mrs. Bells. Galaco menarik nafas dalam-dalam.

16 September 1983, adalah ulang tahun ke 9 seorang Galaccious von Scharzigartie yang merupakan putri tunggal Lord Scharzigartie. Pada saat itu, Manor Scharzigartie dibakar oleh pihak tak bertanggung jawab. Lord Scharzigartie dan Lady Scharzigartie dibunuh oleh seseorang bertudung hitam. Galaccious sendiri, waktu itu berinisiatif untuk bersembunyi di dalam lemari yang ada di kamarnya. Ia menahan nafas saat mendengar langkah kaki. Namun, usahanya sia-sia saat seseorang membuka pintu lemari dan memukulnya dan membuatnya pingsan. Saat ia sadar, ia mendapati dirinya ada di sebuah ruangan putih.

Galaco terdiam sejenak, dia sangat enggan melanjutkan ceritanya. Setelah meminta izin, dia memotong apa yang terjadi padanya di ruangan putih itu dan langsung menceritakan bagaimana ia bertemu Jendral Kuroneko yang saat itu masih berpangkat Letnan Jendral. Ia bertemu dengannya saat beberapa orang memukulinya di jalan. Waktu itu, Jendral Kuroneko menyelamatkannya dan menawarkannya untuk masuk ke dunia kepolisian. Galaco langsung menerimanya. Jendral Kuroneko membawanya ke Batalyon dan memberinya sebuah nama baru, yaitu Galaxias Tranquillia.

Oh ya ampun, dear...”desis Mrs. Bells dengan nada iba. Galaco hanya tersenyum miris. “Apa kau tau siapa yang memukulmu waktu itu?”tanya Yuezhe. Dia tak menyangka, ternyata, masa lalu Galaco lebih buruk daripada yang ia bayangkan. Galaco mengangguk kecil. “Seseorang dari Karakuri Eyes. Aku ingat, orang-orang memanggilnya Zatsune, Zatsy, atau CODE;BLACK.”terang Galaco. Yuezhe kaget. Zatsune BLACK adalah orang yang membantai keluarganya.
-**-
Hei, Gal.”panggil Yuezhe saat ia dan Galaco tiduran di kasur. “Apa?”tanya Galaco. Sepertinya, ia sudah melupakan luka di tangan kirinya. “Kurasa... Letnan Shion lebih gahol daripada Letnan Chamberline.”gumam Yuezhe. Galaco tersenyum dan melemparkan sebuah bantal kearah sahabatnya itu dengan tangan kanannya. “Kau ini. Seperti kataku, jika kau cinta dia, kau harus berusaha memilikinya~”sahut Galaco. Yuezhe menenggelamkan wajahnya ke bantal yang tadi dilempar Galaco. “Ini memalukan!”ujar Yuezhe.

Galaco langsung cemberut. “Yang mulai duluan siapa, coba?”tanya Galaco. Yuezhe terlentang sambil menutup wajahnya dengan bantal. Ia berguling-guling kekanan dan kekiri di kasur. “Aku tauuuuuu!!! Tapi ini memalukaaaan!!!”seru Yuezhe. Mari kita lewatkan bagian dimana Galaco sibuk koprol di kasurnya sendiri.

Tak kusangka, kau ternyata bisa seperti itu juga, Yue.”
To be continued...

Benar, kan, jelek? Gaje banget =w=

Ahh~ Chapter 4 segera dataang~
Tunggu, ya!

Mata ashita!

♪Galaco!♪

2 komentar:

.:KBF-Crew:. mengatakan...

Kalian gayak yuri aja deh =="

♚RIN♚

.:KBF-Crew:. mengatakan...

Kalian gayak yuri aja deh =="

♚RIN♚

Posting Komentar